Rahim Pengganti

Bab 95 "Kecewa"



Bab 95 "Kecewa"

0Bab 95     
0

Kecewa     

"Nggak masalah Mas. Tenang aja, jangan seperti ini, belum tentu juga itu anak kamu kan? Soalnya aku, udah tidur dengan banyak pria," ucap Siska dengan menahan sesak di dalam dadanya.     

Tatapan Elang begitu terluka, pria itu sungguh sangat tidak suka dengan apa yang di ucapkan oleh Siska. Pria itu tahu, bahwa apa yang diucapkan oleh Siska tidak benar adanya.     

"Kamu pulang aja Mas. Aku mau istirahat dulu, udah aku baik baik aja kok," jawab Siska lagi. Lalu merebahkan dirinya, di atas tempat tidur. Elang terdiam, pria itu tidak menyangka akan mendapatkan penolakan seperti ini.     

Rasanya sangat sakit, ketika melihat bagaimana Siska berusaha untuk terlihat tegar namun, juga hancur di waktu yang sama. Bahkan Carissa sudah meneteskan air matanya, tidak ada wanita yang begitu menerima semua hal yang sudah terjadi. Begitu juga Siska, tapi wanita itu berusaha untuk terlihat kuat Siska mencoba mengikhlaskan semua yang sudah terjadi.     

"Aku minta maaf. Aku bisa jelaskan semua nya, apa yang terjadi tidak seperti yang kamu bayangkan," ucap Elang. Pria itu masih mencoba memberikan pengertian kepada Siska tapi Siska tetap dengan pendiriannya.     

***     

Setelah Elang kedua dari dalam kamar itu, tangis Siska pecah Caca langsung mendekat dan mengusap punggung adik iparnya itu. Caca mengerti dengan apa yang sudah terjadi, kehilangan seperti ini memang membuat siapa saja akan sangat terpukul begitu juga dengan Siska.     

Caca membiarkan Siska untuk menuangkan semuanya, wanita itu tetap mendengarkan setiap keluh kesah yang disampaikan oleh Caca tak kecuali sedikitpun.     

"Udah tidur?" tanya Bian. Caca menoleh dan mengangukkan kepalanya, Carissa menarik selimut Siska lalu duduk di samping suaminya itu, terlihat dengan sangat jelas bagaimana Bian mencoba menahan amarahnya yang begitu besar.     

"Terima kasih sudah selalu ada untuk Siska," ucap Bian sembari mengambil tangan Caca dan menggenggam dengan erat.     

"Kita keluarga Mas. Sebagai seorang keluarga dan juga kakak apa aku tega dengan Siska. Tidak aku tidak akan mungkin tega, membiarkan Siska bersedih," jawab Caca dengan nada lembut. Bian mencoba membaringkan kepalanya ke pangkuan Caca hal itu membuat Caca bisa puas menatang wajah Bian.     

Keduanya lalu terdiam dengan pemikiran mereka masing masing, Bian memikirkan bagaimana hubungannya. Apa setelah Siska sembuh, Carissa akan kembali menghilang. Sedangkan Caca memikirkan bagaimana kedepannya adik iparnya itu menghadapi semua hal yang bisa saja membuat trauma tersendiri untuk dirinya.     

Di parkiran rumah sakit, Elang terdiam pria itu tidak tahu harus bersikap seperti apa. Jujur saja, penolakan demi penolakan yang di lakukan oleh Siska benar benar membuat Elang tidak bisa berkata kata lagi.     

Suara lantunan musik di dalam mobil itu, seolah menggambarkan bagaimana perasaan Elang saat ini. Perasaan yang begitu menyakitkan, rasanya Elang ingin mengutarakan waktu, sehingga mereka bisa kembali ke masa lalu dan menghapus hal yang terjadi.     

_Maafkan Aku_     

Aku tlah tahu kita memang tak mungkin     

Tapi mengapa kita selalu bertemu     

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar     

Namun kenyataan ku tak bisa     

Maafkan aku terlanjur mencinta     

Senyuman itu     

Hanyalah menunda luka     

Yang tak pernah ku duga     

Dan bila akhirnya kau harus dengannya     

Mengapa kau dekati aku     

Kau membuat semuanya indah     

Seolah takkan terpisah     

Aku tlah tahu kita memang tak mungkin     

Tapi mengapa kita selalu bertemu     

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar     

Namun kenyataan ku tak bisa     

Maafkan aku terlanjur mencinta     

Bila memang hatimu untuk aku     

Salahkah ku berharap     

Berharap kau memilih diriku cinta     

Tapi mengapa kita selalu bertemu     

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar     

Namun kenyataan ku tak bisa     

Maafkan aku terlanjur mencinta     

Aku tlah tahu kita memang tak mungkin     

Tapi mengapa kita selalu bertemu dan bertemu     

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar     

Namun kenyataan ku tak bisa     

Maafkan aku terlanjur mencinta     

Ternyata hati tak sanggup melupa     

Aku tlah tahu kita memang tak mungkin     

Tapi mengapa kita selalu bertemu     

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar     

Namun kenyataan ku tak bisa     

Maafkan aku terlanjur mencinta     

Senyuman itu     

Hanyalah menunda luka     

Yang tak pernah ku duga     

Dan bila akhirnya kau harus dengannya     

Mengapa kau dekati aku     

Kau membuat semuanya indah     

Seolah takkan terpisah     

Aku tlah tahu kita memang tak mungkin     

Tapi mengapa kita selalu bertemu     

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar     

Namun kenyataan ku tak bisa     

Maafkan aku terlanjur mencinta     

Bila memang hatimu untuk aku     

Salahkah ku berharap     

Berharap kau memilih diriku cinta     

Tapi mengapa kita selalu bertemu     

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar     

Namun kenyataan ku tak bisa     

Maafkan aku terlanjur mencinta     

Aku tlah tahu kita memang tak mungkin     

Tapi mengapa kita selalu bertemu dan bertemu     

Aku tlah tahu hati ini harus menghindar     

Namun kenyataan ku tak bisa     

Maafkan aku terlanjur mencinta     

Ternyata hati tak sanggup melupa     

"Arghhhh," teriak Elang. Sungguh hal seperti ini tidak pernah dirinya inginkan. Menyesal semua sudah terlambat, bahkan untuk melihat dirinya saja Siska sudah tidak mau. Terlihat jelas dari raut wajah wanita itu, kekecewaan yang begitu mendalam.     

***     

Hari demi hari di lalui dengan begitu banyak hal yang terjadi, begitu juga dengan Siska sejak kejadian itu mampu merubah gadis yang begitu ceria menjadi seseorang yang lebih banyak diam dan diam.     

Perubahan sikap ini sangat terlihat dengan jelas, Bian bahkan mencoba untuk mengajak adiknya itu berbicara semua hanya sia sia saja. Karena Siska hanya terdiam cuma Carissa yang bisa membuat Siska mau membuka suaranya.     

Karena itu juga membuat Carissa jadi menetap lebih lama di Jakarta, menemani Siska hingga lebih pulih dan sembuh dari trauma yang begitu dalam.     

"Makan dulu yok," ajak Caca. Tapi Siska hanya terdiam, dan tidak menjawab. Wanita itu lebih sering melamun saat sudah pulang ke rumah seperti saat ini.     

"Dek!!" panggil Caca sembari menyentuh lengan Siska. Hal itu membuat, Siska menoleh ke arah Caca, seketika Caca langsung memberikan senyuman manisnya.     

Wanita itu duduk di samping Siska, menatap ke arah kolam yang airnya sedang tenang.     

"Kamu tahu kenapa, air kolam ketika ada unsur lainnya dia bergelombang, bergerak sedikit pun," ucap Caca.     

"Semua itu terjadi karena sudah menjadi hukum alam. Dan mau sekuat tenaga pun, kita melindungi nya maka dia juga akan pergi, setiap hal yang terjadi pada kamu ada orang lain yang juga pernah merasakannya."     

Keduanya terdiam, tidak ada yang membuka suara. Caca berharap Siska sudah bisa melupakan apa yang terjadi memang sulit. Tapi hal itu bisa terlewati jika kita saling support satu dengan lainnya lebih dalam lagi.     

"Kita masuk dan makam sama sama. Melody udah menunggu Onty Siska untuk makan bersama," ajak Carissa. Siska segera menghapus air matanya dan berjalan menuju meja makan. Semua orang sudah menunggu kedatangan Siska, senyum manis itu tersimpan dengan rapi.     

###     

Selamat membaca guys, sehat buat kalian semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.